http://blog.umy.ac.id/dedi007/2012/06/27/mbuh-luweh/
Proses kejadian kita sebagai manusia didunia yang sepertinya sudah mulai hilang dari ingatan sebagian besar manusia.Pada saat kita mau dimunculkan oleh ALLOH SWT,kita sudah membuat ikrar untuk menjadi penyembah NYA.Enteng tapi berat,Berat…yah memang begitulah kenyataannya.
Justru orang orang disekeliling kita yang dibuat pusing dengan akan adanya kemunculan kita (kelahiran).Orangtua kita sibuk menyiapkan nama,sibuk membeli kebutuhan kita,kakek nenek sibuk memberi wejangan dan segala macam pamali,kakak kita sibuk membayangkan dan menceritakan kepada temen temannya,om dan bibi kita sibuk menanyakan hasil pemeriksaan kesehatan kita,dan kita tenang tenang saja dikandung rahim,tenang seperti puncak sebuah gunung.
Seiring perjalanan waktu,semakin kita bertambah umur,ketenangan dikandung rahim yang dulu kita miliki,pudar dan sirna bahkan lenyap dari hidup kita.Kita semakin dipusingkan dengan hal hal sepele,hal hal yang mungkin tidak perlu.
Kita menjadi pusing kalau kita tidak mendapat sesuatu,kita menjadi pusing kalau kita dinomor duakan,kita menjadi pusing kalau kita disamakan/tidak disamakan dengan yang lain,kita menjadi pusing kalau sedikit hak kita ditelantarkan,kita menjadi pusing kalau jatah kita sedikit dikurangi,kita menjadi pusing,kita menjadi pusing untuk hal hal yang kita kita tidak tau………ironis.
Ayolah jiwa yang tenang,jiwa yang seharusnya menomor satukan tugas awal kita sebagai hamba ALLOH SWT,jiwa yang seharusnya hanya menomorsatukan ibadah kepada NYA,jiwa yang pernah mengenyam ketenangan puncak gunung dikandung rahim,kita raih kembali ketenangan itu.
Kesampingkan semua persoalan persoalan sepele yang tidak perlu,buang semua perasaan terdzolimi,singkirkan semua perasaan tidak diadilkan,kubur dalam dalam perasaan dikesampingkan,lenyapkan perasaan menjadi korban kesombongan,enyahkan perasaan menjadi makhluk yang tidak dihargai.
Ingin kuraih kembali ketenangan puncak gunung itu,ingin kugapai kembali ketenangan kandung rahim itu,ingin kugenggam lagi ketenangan yang semakin jauh didapatkan dalam hidup yang metropolis ini.
AKU…KALAU SAMPAI WAKTUKU….KUMAU TAK SEORANG KAN MERAYU…TIDAK JUGA KAU
AKU KAN TETAP BERLARI….HINGGA HILANG PEDIH PERIH ……( KHAIRIL ANWAR ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar